Sunday, May 16, 2010

Siapakah Penunjuk Jalanmu?

Gambar diambil dari :
http://pastorron7.files.wordpress.com/2010/01/guidance.jpg


Topic starter : Minggu, 16 Mei 2010 (4:06 pm)

Alkisah ada 2 kendaraan yang sama2 bergerak menuju ke suatu tempat, kita namakan saja tempat itu Nature Paradise, suatu tempat di luar kota Jakarta.

Sopir di kendaraan pertama itu hanya tau sedikit sekali tentang kota Jakarta, apalagi luar kota, yang membuat gua berpikir.. kok bisa ya diterima sebagai sopir?! Ahahahaha :p

Sopir kedua itu udah lumayan menguasai Jakarta and untuk wilayah luar kota yang masih dekat Jakarta, masih tau lah sedikit2 and sang sopir ini udah pernah sekali ke Nature Paradise.

Anywayy..

Waktu untuk berangkat pun tiba.

Ada 4 penunjuk jalan yang tersedia yang bisa mengantarkan kedua kendaraan menuju tempat tujuan, tapi tidak ada paksaan harus mengikuti mereka, kalo mau ya silahkan membuntuti sementara kalo merasa udah tau jalan yaa silahkan ngacir sendiri dan sampai ketemu di Nature Paradise.

Kedua kendaraan langsung tancap gas.

Sopir pertama yang buta jalan itu langsung membuntuti salah satu penunjuk jalan yang ada di barisan terdepan dan setia menempel di belakangnya ke manapun sang penunjuk jalan berpindah jalur, pokoknya mepet terusss..

Sementara sopir kedua yang familiar dengan wilayah Jakarta dan kurang lebih bisa menebak arah mana yang akan diambil oleh para penunjuk jalan, memutuskan untuk kadang mengikuti tapi seringkali berjalan sendiri sehingga kadang penunjuk jalan terlihat dekat, kadang hanya sekelebat mata karena antara kendaraan kedua dan kendaraan sang penunjuk jalan berbeda jalur.

Sampai ketika masuk tol luar kota menuju Bogor, sopir kedua memutuskan untuk tancap gas, dan bahkan melewati penunjuk jalan yang ada di depannya.

Ntah mengapa mobil penunjuk jalan itu mulai melambat.

Sepertinya penunjuk jalan lainnya memberi tau penunjuk jalan terdepan agar memperlambat laju dan menunggu 3 kendaraan penunjuk jalan lainnya karena sang penunjuk jalan terdepan ini bener2 ngebut.

Akhirnya penunjuk jalan terdepan mengalah dan mengurangi kecepatan.

Apa kabar dengan sopir pertama? Tentu aja dia dengan setia mengurangi kecepatannya dan tetap membuntuti sang penunjuk jalan tanpa merasa tergoda untuk memacu kendaraannya melewati penunjuk jalan karena sang sopir tau bahwa ia buta arah, kalo nekad melaju sendirian tanpa penunjuk arah, dia pasti akan tersasar!

Kembali ke sopir kedua.

Salah satu penumpang di mobil kedua memperingatkan sang sopir bahwa kendaraan penunjuk jalan yang baru saja mereka lewati itu adalah kendaraan penunjuk jalan yang terdepan.

Melihat mobil kedua itu gua jadi kebayang ama istilah "bagai anak ayam kehilangan induknya", karena biar kata mobil kedua ini udah melaju meninggalkan sang penunjuk jalan, tapi langkahnya itu seperti orang kebingungan.

Mau tetap ngacir, yaa.. dia ngga tau juga jalan persisnya menuju Nature Paradise itu melalui jalur mana!

Tapii.. untuk berjalan di belakang sang penunjuk jalan kok sepertinya gengsi.. tapii mau ngga mau akhirnya sopir kedua menurunkan laju juga karena sang penunjuk jalan terdepan mulai menghilang dari kaca spion.

Tunggu punya tunggu akhirnya penunjuk jalan terdepan pun mulai kembali melaju, masih dengan setia dibuntuti oleh sopir pertama. Sopir kedua terpaksa memberi jalan pada mereka untuk mendahuluinya.

Keluar dari jalan tol lingkar dalam Sentul, keadaan mulai sedikit runyam karena kendaraan lain plus motor mulai berbaur dan lagi jangan lupakan lampu lalu lintas yang kadang menciptakan jarak!

Sebisa mungkin mobil pertama tetap mengikuti pemandu jalan sementara mobil kedua akhirnya kesalip kendaraan umum dan terhalang motor sehingga satu2nya penuntunnya hanyalah penunjuk jalan terakhir!

Baru ketika memasuki gang sempitlah, sopir kedua bisa bernapas dengan lega karena keempat mobil sang penunjuk jalan otomatis ngga bisa berlari full speed.

Beberapa waktu kemudian sampailah mereka di tempat tujuan, Nature Paradise.

Elo tau..

Kejadian ini mau ngga mau mengingatkan gua akan hubungan kita dengan Tuhan.

Sopir pertama bisa dibilang melambangkan orang yang merasa dirinya ngga tau apa2 karenanya ia memasrahkan diri dan menggantungkan jalan yang akan ditempuhnya berdasar petunjuk Tuhan.

Sementara sopir kedua melambangkan mereka yang merasa dirinya cukup tau sehingga seringkali berjalan sendiri tanpa merasa perlu bertanya padaNya apakah jalan yang diambilnya itu udah benar apa belon.

Bisa diliat betapa sopir kedua seringkali kelimpungan sendiri dan kebingungan sehingga berkali2 harus menoleh ke belakang atau harap2 cemas melarikan kendaraannya dengan cepat untuk menyusul kendaran sang penunjuk jalan yang ada jauuh di depannya.

Sementara sopir pertama bisa melaju dalam kecepatan yang lebih konstan karena ia selalu ada di belakang sang penunjuk jalan dan ngga pernah membiarkan sang penunjuk jalan lepas dari pandangannya. Karenanya ia ngga perlu kuatir akan nyasar dan tersesat.

Bukankah seharusnya kita itu mencontoh sopir pertama.. menjadi sebuah pribadi yang bisa trust Him obediently tanpa perlu mempertanyakan (ataupun protes) kenapa kita harus melalui jalan yang dipilih olehNya untuk kita lalui?

Satu yang perlu kita pegang adalah bersamaNya, kita pasti akan tiba di tempat tujuan dengan selamat karena Dia yang paling tau jalan menuju keselamatan.

Hanya sebuah catatan mengenai apa yang gua dapatkan dalam perjalanan menuju tempat "Back To Nature" hari Jumat (14 Mei 2010) lalu.

Topic ended : Minggu, 16 Mei 2010 (5:12 pm)

-Indah-
the soul traveller

No comments:

Post a Comment