Monday, April 5, 2010

QoD : How To Live Life?

Gambar diambil dari :
http://www.livelifewell.nsw.gov.au/images/layoutimage.jpg


Topic starter : Selasa, 6 April 2010 (10:15 am)

Ada sebuah pertanyaan yang lumayan menganggu gua belakangan ini, yang selalu timbul tenggelam dan mendesak gua untuk mempertanyakan ke diri gua sendiri dan mencari tahu jawabannya.

Pertanyaannya adalah :

Bagaimana sih sebenernya cara terbaik dalam menjalani hidup itu?

Seperti misalnya soal harapan.

Bagaimana cara memperlakukan sebuah harapan itu?

Karena seringkali gua mendengar orang berkata bahwa lebih baik dia ngga usah berharap karena harapan hanya membawa pada kekecewaan.

Hiks.. tell me about it.

Seringkali kenyataan memang ngga sesuai harapan dan berkali2 gua dikecewakan karena hal itu.

But then again.. gua juga pernah hidup tanpa mau berharap akan apapun, and for me, it's not a good way to live life either.

Karena terkadang when the going gets real tough, hopes itu satu2nya yang membuat kita bisa tetap bertahan dalam menjalani hidup.

Harapan bahwa hari esok akan lebih baik dari hari ini.

Harapan bahwa segala kesedihan yang dirasakan ini akan menemui ujungnya.

Harapan bahwa kebahagiaan akan datang menjemput.

Harapan bahwa matahari akan kembali bersinar setelah badai mereda.

Yaa.. terkadang hanya harapan itu yang masih tersisa untuk bisa bertahan dalam amukan badai.

Bagaimanakah cara terbaik dalam menjalani hidup?

Bagaimana dengan hati kita?

Manakah yang lebih baik?

Membiarkan hati merasakan sedalam2nya apapun emosi yang sedang melanda?

Atau menjaganya agar tidak terluka?

Karena I have always guarded my heart not to break it.

Memang berkali2 gua berhasil menghindarinya dari broken into small pieces, but berkali2 juga gua menahannya untuk merasakan the greatest joy yang hanya bisa dirasakan ketika gua membebaskan diri gua untuk merasakan.

And pernah pula gua membiarkan hati gua terjun bebas dalam merasakan. Membiarkannya menyerap dan meresapi setiap kepedihan dan kebahagiaan, up to the point gua jadi terseret dalam kubangan emosi yang menenggelamkan gua dan gua kehilangan kendali akan diri gua saking sedemikian terhanyutnya akan emosi yang gua rasakan.

Bagaimana cara terbaik dalam menjalani hidup?

Lalu bagaimana dengan teman? Seberapa jauh kita bisa terlibat dengan hidup mereka?

Gua pernah terlalu terlibat dalam kehidupan orang lain sehingga malah jadi pusing sendiri, haha..

Tapii.. gua juga pernah sama sekali mengasingkan diri and it ain't that great either.

And then it strucked me again.

Balance. Balance. Balance.

Kenapa yaa gua selalu melupakan hal yang satu itu?

Kenapa yaa gua itu selalu menjalaninya dari satu ekstrim ke ekstrim lainnya dan lupa untuk menyeimbangkan keduanya.

Dan lalu gua teringat akan satu perkataan yang pernah gua denger.

Attach and detach.

Di satu sisi kita harus cukup attached ama orang lain karena hanya dengan adanya attachment itulah akan timbul kepedulian tapii di sisi lain juga kita harus belajar untuk detach.

Untuk bisa memisahkan diri dan ngga ikut tenggelam dalam masalah orang lain.

Karena kalo sama2 tenggelam yaa gimana bisa menyelamatkan diri sendiri and orang lain?

Attach and detach.

Seni keseimbangan.

Mungkin hidup bisa diibaratkan dengan main layangan kali yaa?

Ada saatnya untuk menarik, ada saatnya mengulur. Yang pasti, timing-nya harus tepat.

Kita ngga bisa mengontrol arah angin yang menerbangkan layangan kita itu, tapi kita ngga sepenuhnya berada di luar kendali juga.

Mengendalikan apa yang masih bisa dikendalikan. Dan melepaskan kendali akan apa yang ada di luar kendali kita.

One simple question remains as always..

Which one which?

Hmm hmm.. pertanyaan sederhana yang rada susah untuk dijawab yaa?

Jadi, bagaimana cara terbaik menjalani hidup?

Topic ended : Selasa, 6 April 2010 (11:58 am)

-Indah-
the soul traveller

No comments:

Post a Comment