Tuesday, December 14, 2010

Kampung Fiksi : Ketika Rindu Menyapa Pada Mereka Yang Telah Tiada

 Gambar diambil dari :
http://slusman.blogspot.com/2010_07_01_archive.html


Topic starter : Selasa, 14 Desember 2010 (7:03 pm)

Hidup di dunia ini hanyalah sementara.. itu kita udah tau.

Dan ketika berbicara bahwa setiap pertemuan pasti akan mengalami yang namanya perpisahan, itu juga bukan sebuah rahasia umum.

Namun tak urung ketika perpisahan itu datang dalam bentuk sebuah kematian yang mana kita ngga bisa lagi melihat sosoknya, ataupun mendengar suaranya atau sekedar menyentuh wajahnya.. perpisahan itu terkadang menimbulkan sebuah rasa sakit dan kekosongan dalam hati serta menerbitkan sebuah kerinduan untuk bisa kembali bercengkrama dengan mereka yang telah pergi meninggalkan dunia ini, untuk sekedar melihatnya, untuk sekedar mendengar gelak tawanya ataupun untuk sekedar mengetahui bahwa ia akan selalu ada dan siap mengulurkan tangannya kapanpun kita memerlukan pertolongannya.

Berbicara mengenai kematian.. di satu sisi gua cukup beruntung karena sampai saat ini gua belum mengalami kehilangan untuk selama2nya di lingkungan orang terdekat gua, dalam artian orangtua ataupun saudara2 sekandung.

Namun kematian itu sendiri beberapa kali menghampiri dalam bentuk kepergian Emak gua, lalu satu per satu kakak2nya nyokap gua pun pergi meninggalkan dunia ini.

Gua akui gua kehilangan mereka di masa2 yang mana at those times I was emotionally detached from any of them.. around those times I was somewhat numb as a result of my self-defense mechanism yang terlalu melindungi hati gua supaya ngga tersakiti dan saking berhasilnya gua ngga ngerasa dekat dengan siapapun secara emosional yang membuat gua ngga terlalu berasa kehilangan ketika mereka berlalu dari hidup gua.

But talking about regrets.. I have some, terutama kepada Oom gua.. cause I didn't got the chance to say I'm sorry of all the things I've done wrong to him.. ketika kepergiaannya begitu mendadak dan sama sekali ngga memberikan tanda2 apapun bahwa dia akan pergi untuk selamanya.

And now that he's gone for good.. at times I just couldn't help but wondering.. apakah hidup akan berbeda if he's still around? Somehow gua tau apa yang terjadi akan tetap terjadi dengan atau tanpa kehadirannya.. hanya aja.. he's been like our guardian angel, especially for my mom, yang tanpa ragu2 akan selalu datang membela dan menolong, bahkan tanpa diminta sekalipun.

Kerinduan gua pada Oom gua itu gua pikir lebih ke arah sana, karena kalo dibilang dekat yaa gua ngga dekat2 amat juga ama Oom gua itu..

But I miss him a lot, especially at times when the going gets tough and banyak hal terasa berjalan di luar kendali.. just couldn't help but secretly wish that he's still around somewhere and somehow, so that dia masih bisa datang kapanpun kita membutuhkannya.

And I feel bad about it at the same time, karena seakan2 gua menyalahkan Tuhan atas kepergiannya.. bukan.. bukan maksudnya seperti itu, Tuhan.. hanya saja, Tuhan, terkadang saya tetap tidak bisa mengenyahkan hal itu dari pikiran saja.

Will things ever be different kalau saja Oom masih ada? Apakah jalan hidup tiap dari kami akan berbeda? Akankah hal2 yang telah terjadi tidak jadi terjadi ataupun bila tetap terjadi tapi setidaknya tidak separah ini efeknya?

I know that he's in a better place right now.. and I can only hope that God will give each of us the strengths to go on until it's time for us to be together again in eternity with those who have gone before us..

Miss you all a lot, especially Emak and Oom.. are you watching us from up there?

Topic ended : Selasa, 14 Desember 2010 (7:37 pm)

-Indah-

No comments:

Post a Comment