Gambar diambil dari :
http://www.midwestwesternregioncsi.org/dallas/writing_essay.jpg
Topic starter : Senin, 1 Februari 2010 (2:39 pm)
I've just realizing something.
Mungkin menulis itu sendiri adalah contoh yang baik dari slogan :
"Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh!"
Wakakakakak..
Kenapa githu?
Yaa.. simply because words itu ada karena para huruf memutuskan untuk bersatu padu berbaris sesuai urutan to make sense for us, humans, to understand, ahahaha :p
Duluu..
Gua pernah amazed.. kenapa batu disebut batu? Kenapa dieja b-a-t-u?
Eitss.. jangan sampai nimpuk gua pake batu karena mempertanyakan hal di atas, ahahaha.. kalo ngga mo jawab yaa udaahh githu lhoo, ngga perlu esmosi khan?!
Toh gua juga ngga maksa elo buat jawab, please dhe ahh!! :p
Iyaa.. menarik ngga sih betapa para huruf2 ini membentuk barisan, memadu diri dengan huruf2 lainnya and apa yang tadinya ngga jelas menjadi lebih jelas ketika mereka ada dalam urutan yang sesuai.
Iiihh..
Gua baru menyadari betapa menulis is soo amazing!
Bayangkan..
Eh salah dinks, bukan menulisnya itu sendiri sih, tapii kata2 itu soo amazing, hihihi..
Tapii.. berhubung "media" gua untuk "berbicara" itu lebih lewat tulisan dibanding mulut, jadi boleh donks aww kalo gua mo stick to menulis ajee :p
Gimana ngga menakjubkan cobaa..
Contoh simpel-nya aja dhe..
Soal khayalan.. wait, yang namanya khayalan mah ngga pernah simpel yaa, ahahaha :p
Tapi maksud gua.. yang namanya khayalan itu khan adanya di awang2, sesuatu yang ngga berwujud, ntah sebenernya mereka berupa apa.
Potongan2 gambar yang tembus pandangkah?
Atau gimana?
Itu urusan bagian yang rational dhe untuk menyimpulkan, ahahaha..
Naahh.. menarik bukan betapa tulisan bisa membawa khayalan ke dunia "nyata".
Contohnya Harry Potter!
Ketika dia masih melayang2 dalam benaknya J.K. Rowling, siapa sih yang bisa mengerti Harry Potter itu seperti apa terus Hogwarts itu apaan, lalu kehidupan macam apa yang dijalani si Harry, dllsb.
It's only when J.K. Rowling merangkai khayalan-nya itu dalam kata demi kata lah, baru kita bisa turut menikmati kisah si Harry Potter, hihihi..
Luar biasa bangets bukan!
And lirik lagu itu juga bagian dari nulis, merangkai huruf menjadi kalimat yang kemudian membentuk lirik.
Film juga ada script-nya yang lagi2 berupa tulisan!
Woow woooww..
There's soo many possibilities in this writing world, eh?
And as always, the choice is yours..
Apa elo akan membuat kata2 ini menjadi sesuatu yang membangun, yang bisa memberikan semangat untuk orang lain..
Ataaauuu..
Elo akan mempergunakannya sebagai pedang untuk menghunus mereka2 yang elo anggap sebagai penghalang bagi elo dalam mencapai tujuan elo?
-paused : 1 Februari 2010 (3:14 pm)-
Topic continues : Senin, 1 Februari 2010 (3:22 pm)
Anywayy.. mari kita lanjutkan dengan topik lain.
Beberapa hari lalu pas lagi mo makan malam, tiba2 aja gua tersentak ketika gua lagi nyomot buliran2 nasi itu pake tangan.
Gua bertanya pada diri gua sendiri, kapan ya terakhir kali gua bener2 mensyukuri buliran2 nasi yang gua makan tiap hari ini?
I mean, really really grateful bisa menemuinya di meja makan tiap hari.
Dan kapan terakhir kali gua mengucapkan syukur dalam doa gua atas nasi yang gua makan itu?
Hmm.. tunggu, ada yang perlu diluruskan di sini, ahahaa.. kalo nanya terakhir kali, jadi mustinya dulu pernah!
Tapi seinget gua sih kayanya gua ngga pernah mengucap syukur and berterima kasih ma Tuhan buat nasi dhe.
Hampir setiap makan sih selalu diawali dengan doa.
Tapi rasa2nya makin lama doa itu hanyalah merupakan doa kebiasaan belaka, bukan lagi sesuatu yang benar2 diresapi maknanya ketika diucapkan.
Wooww..
Sudahkah gua melenceng sedemikian jauh dari orang yang mengerti arti kata bersyukur?
Bersyukur.
Kata yang sebenernya simple tapi kenapa ya kadang susaahh bangets buat diterapkan :p
And bersyukur itu hanya bisa dilakukan oleh orang2 yang tahu dan menghargai apa yang telah diberikan oleh Tuhan.
Oouuucchhh..
Tuhan, maafkan yaa..
Terkadang gua rasa ketika sesuatu udah menjadi hal yang terlalu "biasa", kita cenderung lupa untuk mensyukurinya.
Ntahlah, di dunia yang semakin lama semakin bergerak ke arah materialistis ini yang mana secara ngga sadar kita turut keseret dalam arus "the more the better", kita seringkali lupa akan satu hal..
Bukannya ngga boleh memiliki "lebih" karena Tuhan kita itu Allah yang luaaarr biasa, pemilik alam semesta.
But satu hal..
Kalo ngga belajar dari sekarang untuk mensyukuri apa yang kita miliki, do you think having "more" will lead you to be grateful!
I don't think so!
Karena itu hanya akan menyeret elo semakin jauuuuhhh dari being grateful!
Karena once you feed your ego, when is enough is enough?!
Pertanyaan klasik tuh yang seringkali susah ngejawabnya kecuali orang yang bersangkutan mau menarik batas yang jelas buat dirinya supaya ngga kebablasan!
Lagi mikir2 kenapa dari awalnya ngomongin soal nulis jadi nyasar ke nasi yaa? Ahahahaha :p
Topic ended : 1 Februari 2010 (4:04 pm)
-Indah-
the soul traveller
I've just realizing something.
Mungkin menulis itu sendiri adalah contoh yang baik dari slogan :
"Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh!"
Wakakakakak..
Kenapa githu?
Yaa.. simply because words itu ada karena para huruf memutuskan untuk bersatu padu berbaris sesuai urutan to make sense for us, humans, to understand, ahahaha :p
Duluu..
Gua pernah amazed.. kenapa batu disebut batu? Kenapa dieja b-a-t-u?
Eitss.. jangan sampai nimpuk gua pake batu karena mempertanyakan hal di atas, ahahaha.. kalo ngga mo jawab yaa udaahh githu lhoo, ngga perlu esmosi khan?!
Toh gua juga ngga maksa elo buat jawab, please dhe ahh!! :p
Iyaa.. menarik ngga sih betapa para huruf2 ini membentuk barisan, memadu diri dengan huruf2 lainnya and apa yang tadinya ngga jelas menjadi lebih jelas ketika mereka ada dalam urutan yang sesuai.
Iiihh..
Gua baru menyadari betapa menulis is soo amazing!
Bayangkan..
Eh salah dinks, bukan menulisnya itu sendiri sih, tapii kata2 itu soo amazing, hihihi..
Tapii.. berhubung "media" gua untuk "berbicara" itu lebih lewat tulisan dibanding mulut, jadi boleh donks aww kalo gua mo stick to menulis ajee :p
Gimana ngga menakjubkan cobaa..
Contoh simpel-nya aja dhe..
Soal khayalan.. wait, yang namanya khayalan mah ngga pernah simpel yaa, ahahaha :p
Tapi maksud gua.. yang namanya khayalan itu khan adanya di awang2, sesuatu yang ngga berwujud, ntah sebenernya mereka berupa apa.
Potongan2 gambar yang tembus pandangkah?
Atau gimana?
Itu urusan bagian yang rational dhe untuk menyimpulkan, ahahaha..
Naahh.. menarik bukan betapa tulisan bisa membawa khayalan ke dunia "nyata".
Contohnya Harry Potter!
Ketika dia masih melayang2 dalam benaknya J.K. Rowling, siapa sih yang bisa mengerti Harry Potter itu seperti apa terus Hogwarts itu apaan, lalu kehidupan macam apa yang dijalani si Harry, dllsb.
It's only when J.K. Rowling merangkai khayalan-nya itu dalam kata demi kata lah, baru kita bisa turut menikmati kisah si Harry Potter, hihihi..
Luar biasa bangets bukan!
And lirik lagu itu juga bagian dari nulis, merangkai huruf menjadi kalimat yang kemudian membentuk lirik.
Film juga ada script-nya yang lagi2 berupa tulisan!
Woow woooww..
There's soo many possibilities in this writing world, eh?
And as always, the choice is yours..
Apa elo akan membuat kata2 ini menjadi sesuatu yang membangun, yang bisa memberikan semangat untuk orang lain..
Ataaauuu..
Elo akan mempergunakannya sebagai pedang untuk menghunus mereka2 yang elo anggap sebagai penghalang bagi elo dalam mencapai tujuan elo?
-paused : 1 Februari 2010 (3:14 pm)-
Topic continues : Senin, 1 Februari 2010 (3:22 pm)
Anywayy.. mari kita lanjutkan dengan topik lain.
Beberapa hari lalu pas lagi mo makan malam, tiba2 aja gua tersentak ketika gua lagi nyomot buliran2 nasi itu pake tangan.
Gua bertanya pada diri gua sendiri, kapan ya terakhir kali gua bener2 mensyukuri buliran2 nasi yang gua makan tiap hari ini?
I mean, really really grateful bisa menemuinya di meja makan tiap hari.
Dan kapan terakhir kali gua mengucapkan syukur dalam doa gua atas nasi yang gua makan itu?
Hmm.. tunggu, ada yang perlu diluruskan di sini, ahahaa.. kalo nanya terakhir kali, jadi mustinya dulu pernah!
Tapi seinget gua sih kayanya gua ngga pernah mengucap syukur and berterima kasih ma Tuhan buat nasi dhe.
Hampir setiap makan sih selalu diawali dengan doa.
Tapi rasa2nya makin lama doa itu hanyalah merupakan doa kebiasaan belaka, bukan lagi sesuatu yang benar2 diresapi maknanya ketika diucapkan.
Wooww..
Sudahkah gua melenceng sedemikian jauh dari orang yang mengerti arti kata bersyukur?
Bersyukur.
Kata yang sebenernya simple tapi kenapa ya kadang susaahh bangets buat diterapkan :p
And bersyukur itu hanya bisa dilakukan oleh orang2 yang tahu dan menghargai apa yang telah diberikan oleh Tuhan.
Oouuucchhh..
Tuhan, maafkan yaa..
Terkadang gua rasa ketika sesuatu udah menjadi hal yang terlalu "biasa", kita cenderung lupa untuk mensyukurinya.
Ntahlah, di dunia yang semakin lama semakin bergerak ke arah materialistis ini yang mana secara ngga sadar kita turut keseret dalam arus "the more the better", kita seringkali lupa akan satu hal..
Bukannya ngga boleh memiliki "lebih" karena Tuhan kita itu Allah yang luaaarr biasa, pemilik alam semesta.
But satu hal..
Kalo ngga belajar dari sekarang untuk mensyukuri apa yang kita miliki, do you think having "more" will lead you to be grateful!
I don't think so!
Karena itu hanya akan menyeret elo semakin jauuuuhhh dari being grateful!
Karena once you feed your ego, when is enough is enough?!
Pertanyaan klasik tuh yang seringkali susah ngejawabnya kecuali orang yang bersangkutan mau menarik batas yang jelas buat dirinya supaya ngga kebablasan!
Lagi mikir2 kenapa dari awalnya ngomongin soal nulis jadi nyasar ke nasi yaa? Ahahahaha :p
Topic ended : 1 Februari 2010 (4:04 pm)
-Indah-
the soul traveller
No comments:
Post a Comment