Gambar diambil dari :
http://eatourbrains.com/EoB/wp-content/uploads/2007/09/technical-difficulties.jpg
Topic starter : Rabu, 3 Maret 2010 (9:36 am)
Gua lagi mikir2, jaman sekarang ini sebenernya banyaaaaak hal yang lebih gampang didapatkan dibanding jaman dulu.
Saking gampangnyaa.. kita berlomba2 mendapatkan lebih dan lebiiihh lagi sampai akhirnya malah membelit kita sendiri dan menimbulkan kesulitan yang seharusnya bisa dihindari.
Seperti misalnya pemberian kredit.
Sekarang ini banyak bangets bank and lembaga peminjaman uang yang memberikan kredit tanpa agunan.
Kalo dari selebaran2 fax yang sering "nyasar" ataupun telp2 dari bank yang menawarkan KTA ini sih katanya syaratnya mudah bangets, hanya perlu slip gaji aja tuh.
Nah, gampang khan.
Cuman nyodorin slip gaji yang nilainya pun bisa dimanipulasi, and dalam hitungan ngga nyampe bulanan, tadaa.. saldo di rekening bank kita pun bertambah, hasil pinjaman.
Sayangnya banyak orang mengambil KTA ini buat kredit konsumsi, bukan kredit usaha yang artinya uangnya itu hanya numpang lewat sekali jalan, yang kalo udah keluar yaa ngga ada kemungkinan untuk kembali.
Kalo dipake buat usaha khan uangnya "diputar" soo.. sambil dibawa dalam doa syukur2 uangnya akan kembali ke kita berlipat ganda, kalo berhasil.
And jangan lupakan kartu kredit yang memberikan batas pemakaian yang terkadang bisa berkali2 lipat dari gaji bulanan yang kita dapatkan, itu baru dari satu kartu kredit, kalo kita punya lebih dari satu, bayangkaaaann.. berapa banyak uang yang bisa kita belanjakan githu lhoo, uhuyy..
Gampang toh?
Cobaa.. siapa yang bilang dapat uang sekarang ini susah?
Aahh.. yang bilang susah pasti mereka belon mengenal yang namanya kartu kredit dan KTA itu :p
Cuman satu hal yang orang sering lupakan atau belaga ngga ingat, one tiny little detail yang sebenernya penting bangets!
Biar gimanaa.. itu uang pinjaman yang artinyaa suatu saat yaa harus dikembalikan donks aww!
Inga ingaa.. itu bukan uang warisan nenek moyang yang bebas dihamburkan seenak udel tanpa perlu mikirin konsekuensinya.
Seringkali kita dengan sembrononya menggesek kartu kredit and menghambur2kan uang yang bahkan bukan jatah kita, just in the name of gengsi or prestige.
Uhuyy.. boleh donks nampang dengan tas branded yang terkenal mahalnya itu lhoo.. and ehh, apa elo kaga liat nih jam tangan asli dari Swiss lhoo, lalu nih sepatu yang cakeps ini sama persis kaya yang dipake si Sarah Jessica Parker di "Sex & The City".
Yang penting nampang.
Soal ini semua hasil kreditan or dari uang pinjaman, orang ngga perlu tau, ya ya yaa.. gua akan tutup mulut rapat2 and memastikan ngga bakal ada yang tau dhe!
And psstt.. kalian pada ngga tau khan sekarang ada lho tempat penyewaan tas2 branded, bisa harian, bisa jam-an, naahh.. itu jelas bakal lebih hemat khan.
Bisa nampang tiap hari dengan tas2 yang berbeda, branded pulaa, uhuyy uhuyy.. siap masuk kelompok elite pergaulan ibukota nih, yihaa..
And makin terlenalah dalam belitan hutang di sana sini, gali lubang tutup lubang dan jantungpun terus berdegup kencang tiap kali handphone bergetar sambil takut2 mengintip nomor yang tertera di layar and buru2 mematikan ketika nama yang terpampang itu bertuliskan "tukang tagih" atau nomor yang tidak dikenal dan tak lupa memasang senyum ketika berpapasan mata dengan mata teman kita yang memandang penuh selidik sementara dari mulut kita meluncur kata "salah sambung" untuk kemudian mengalihkan pembicaraan, seolah tidak ada kejadian apa2.
Akhir bulan pun tiba dan peluh semakin memenuhi dahi ketika tagihan demi tagihan mulai berdatangan. Satu per satu dilihat dengan penuh kegugupan untuk kemudian disembunyikan di balik lemari, ya ya yaa.. tidak bisa dilihat berarti tidak ada dan kalo ngga ada tagihan maka ngga ada yang perlu dibayar, yang artinya ngga ada masalah yang perlu diselesaikan, ya ya yaa.. memang ngga ada masalah, yess!!
Dan siklus pun kembali berulang.
Berbagai kemudahan yang akhirnya berujung pada kesusahan.
Jaman sekarang ini apa2 serba cepat, kalo slow motion, ughh.. ketinggalan jaman dhe, udah ngga jamannya menerapkan prinsip 'biar lambat asal selamat', sekarang itu prinsip yang diberlakukan adalah 'full speed, nabrak2 dikits ngga masalah yang penting nyampe'!
Jalur pertemananpun dilakoni di jalur cepat.
Ohh, how I lovee technology, sekarang dapat temen itu hanya perlu dua klik-an aja! Klik-an pertama itu buat "add as a friend" and klik-an kedua itu buat "send friend request". Sipp.. tinggal tunggu respon positif, tadaa.. satu teman pun berhasil didapatkan, yihaa ^o^
Dapatin temen gampang and tau ngga sih kalo ngilangin temen itu lebih gampang lagee!! Cuman perlu ngeklik tanda silang aja and hubungan pertemanan pun terputus, aahh.. ain't it great?!
Kadang gua pikir yaa.. apa2 yang terlalu mudah didapatkan itu biasanya kurang diresapi artinya.
Segitu mudahnya kita menyebutkan seseorang sebagai teman, biasanya sih segitu gampangnya pula kita kehilangannya sebagai teman.
Karena apa yaa?
Mungkin secara ngga sadar dalam benak kita udah tertanam prinsip : loe kira temen gua cuman elo ajee? Gua bisa dapat gantinya elo dalam sekejap, yang jauuuhh lebih baik dari elo pula!
Gua jadi mikir ke jaman2 dulu yang mana antara satu rumah dengan rumah lainnya berjarak sekian kilometer. Belon lagi kalo hidup di jaman yang belon kenal yang namanya telpon.
Mereka mungkin lebih mikir kalo mo ngajak orang berantem, karena capee boo.. buat mendeklarasikan berantem aja musti jalan kiloan meter dulu and mungkin ketika akhirnya nyampe di tempat orang itu, kekesalan yang tadinya menggunung di dalam hati udah mulai menguap ketika kita mendapati senyuman mereka ditambah dengan segelas minuman dingin yang terasa nikmat melegakan tenggorokan kita yang haus abis berjalan jauh.
And niatan berantem pun akhirnya malah diakhiri dengan obrolan hangat sambil menikmati camilan.
Sekarang?
Musuhan itu jauuuhh lebih gampang.
Pasang aja status di jaring pertemanan sosial and biarkan orang2 yang ada dalam daftar "teman" kita urun suara buat manas2in, uhuyy.. dijamin dhe masalahnya akan semakin melebar dan memanas dan membuat kita kehilangan fokus yang pada akhirnya malah lupa, sebenernya masalahnya tadi itu soal apaan yaa? Kok jadi merembet ke mana2 and malah lupa sama hal yang menjadi awal permasalahan?
Kenapa yang lebih "hangat" dibahas malah hal lain yang menimbulkan pertengkaran lebih hebat lagee?!
Jangan kuatir, dalam diri tiap kita itu ada jiwa provokasi, tinggal ditoel dikits aja, ditambah dengan keinginan untuk mencampuri urusan orang lain walau kaga tau permasalahannya apa, dijamin bakal sukses menongolkan jiwa provokasi kita ituu.
"I hate youu!!"
"Apa pantas seorang (isi sendiri dhe mo apa) berbuat begini begitu begono?!"
Ya ya yaa.. kita emang perluu bangets menggumbar masalah pribadi di publik, tauu!
Belon tau ya rasanya mendapatkan aliran simpati dari berbagai penjuru dunia, dari orang2 yang bahkan ngga kita kenal.
Oh tungguu.. tapi mereka bisa turut komen, berarti mereka teman kita, ya ya yaa.. teman kita. Berarti kita harus mendengarkan pendapat mereka, karena teman ngga mungkin menjebloskan temannya ke dalam kesalahpahaman khan?
-paused : 3 Maret 2010 (10:48 am)-
Topic continues : Kamis, 4 Maret 2010 (9:52 pm)
Yang namanya teman ngga mungkin khan jadi menyiramkan bensin ke api yang tengah berkobar?
Ya ya yaa.. yang pada komentar itu adalah teman, dan teman itu pasti maksudnya baik, ya ya yaa.. harus didengarkan pendapatnya walau kalo dibaca dengan kepala and hati yang dingin kok rasa2nya komentarnya itu bukannya meredam hati yang sedang memanas tapi malah makin ngipasin tuh api yang mulai meredup ya?
Aahh.. pasti hanya prasangka aja, pasti. Mereka khan teman. Teman ngga mungkin bermaksud ngga baik ke kita. Titik.
Dan jadilah bukannya menyelesaikan masalah dengan yang bersangkutan, malah masing2 pihak yang berselisih pada sibuk mengumpulkan barisan yang bersimpati dengan permasalahan mereka, dengan pemaparan masalah yang jelas berat sebelah karena hanya dari sisi masing2 aja.
Padahal, pssttt..
Tau ngga sih ketika 2 orang berselisih ituu, there are at least 3 versions of story, yaituu : my version of story, your version of story and the truth itself!
Belon lagee.. kalo pertengkarannya mengundang banyak mata untuk terlibat secara pasif, nambah satu lagi tuhh : their version of story!
Nah naahh.. asyik bangets khan kalo melibatkan banyak orang githuu.. jadi makin kabur duduk permasalahan sebenernya itu apaan :p
Abis baca ulang "Momo", gua makin menyadari kalo banyak di antara kita itu yang udah kehilangan satu kemampuan yang seringkali disepelekan tapii terbukti penting bangetss boo..
Kemampuan yang seringkali kalah saing ama si silat lidah.
Yupp.. I'm talking about listening, babee!!
Pasti udah sering denger dhe soal : maybe tujuan kita dikasih 2 telinga and hanya 1 mulut itu supaya kita lebih sering mendengarkan dibanding berbicara!
Banyak orang mengelu2kan orang yang punya kemampuan berbicara lebih, uhuyy.. asyik khan dengar dia ngomong, bisa pules dhe aww..
And sometimes we do love hearing our own voices jadilah kita makin sering berbicaraa berbicaraa and berbicaraa.. sehingga lupa untuk mendengarkan suara2 lain di luar suara kita.
And aahh aahh aahh.. sebagai pencinta balance, entah kenapa seringkali gua justru melupakan prinsip balance itu sendiri.
And it just hit me when I thought about this yesterday.
Maybe maybee..
Kenyataan bahwa kita diberikan 2 telinga, dan bukan satuu.. bukan hanya agar kita lebih sering mendengarkan, tapii..
Pernah ngga sih wondering kenapa telinga itu letaknya satu di kanan and satu di kiri?
Kenapa ngga dua2nya di kanan? Atau dua2nya di kiri? Atau satu di depan and satu di belakang? Atau kombinasi yang lainnya githu, selain di kanan and di kiri?
Ngga pernah?
Sama sih gua juga ngga pernah wondering sampai ketika ngebahas tentang ini baru gua kepikiran tentang sesuatu.
Tau khan kalo Tuhan itu ngga pernah menciptakan sesuatu secara random, jadi pasti ada maksudnya kenapa telinga kita ada di kedua sisi yang berbeda dan bukannya ada di satu sisi aja ngumpul bareng2.
Mungkin mungkin (yang tau pastinya ya jelas hanya Tuhan, ahaha, tapi bukan berarti kita ngga boleh menyimpulkan dan mengambil pelajaran darinya khan? :p) kenapa kita diberikan telinga di kanan and kiri ituu..
Supaya yaa ituu.. kita belajar to listen to both sides of story.
Ngga berat sebelah.
Gua selalu mikir there's a sense of truth in each version of stories.
Tugas kita adalah mengumpulkan irisannya, mungkin dari sana kita bisa membentuk gambaran sebuah kebeneran yang lebih "utuh", walau tetap ngga sempurna.
-paused : 4 Maret 2010 (10:25 pm)-
Topic continues : Selasa, 30 Maret 2010 (9:55 pm)
Haiyaa.. kacauu.. udah ampir sebulan nih tulisan dianggurin tanpa menuju akhir, hahaha.. kebiasaan (yang harus mulai disingkirkan :p).
Anywayy.. awalnya bikin tulisan ini buat diposting di FB Notes tapii.. hmm.. 'feel'-nya masih belon dapat di sana, and tadi pagi gua kepikiran lagi sama topik ini and gua putuskan ini akan jadi "Celoteh Clara", ahahaha.. penting bangets ngga sih gua jelasin? :p
*ya jelaasss.. ngga penting (buat yang lain, hihihi, buat gua ya jelas penting donks aww, kalo ngga kenapa juga gua bela2in ngetik sekian baris tambahan dan bukannya nyambungin nih cerita sampe kelar, wakakakakak.. bener2 penting!)*
Ketika gua coba memanggil kembali apa yang ada dalam pikiran gua ketika menuliskan hal di atas, sehabis membahas masalah telinga yang di sebelah kiri dan kanan itu, gua jadi kepikiran soal kenapa mata ada di depan.
Mata ada di bagian depan kepala, supaya kita itu fokus ngeliat ke depan, atau yaa bolehlah sesekali nengok ke kanan and kiri (terutama kalo mo nyebrang di jalan raya!), tapii.. minim ke belakang.
Hohoho.. udah mulai nyambung ke sesuatu belon?
Yang ada di depan itu seringkali disamakan dengan masa depan, yang sekitar adalah masa sekarang sementara yang ada di belakang adalah masa lalu.
So?
Fokus ke masa depan sambil menikmati masa kini dan tinggalkan apa yang ada di belakang di tempatnya, ngga perlu sering2 nengok ke belakang.
Ya mungkin sama seperti nyetir mobil kali yaa? Sesekali doank khan nengok lewat spion buat ngecek di belakang kita itu ada mobil apa kaga, khan siapa tau kita mo pindah jalur githu lhoo, kalo main asal tancap gas berpindah tanpa ngecek2, aiihh.. bisa tabrakan, huhuhu..
Tapii.. bayangkan kalo sambil nyetir itu kita cuman ngeliatin spion mulu tanpa ngeliat jalanan yang terpampang di depan kita, nah nahh.. apa ngga bakal lebih sering terjadi tabrakan tuh?
Time to put the past behind.
Whatever things happened.. udah terjadi.. there's nothing you can do to change them. Andai punya mesin waktu, mungkin bisa, tapi masalahnya ngga ada yang namanya mesin waktu.
And you'll never know juga khan? Siapa tau dari kejadian2 buruk yang elo alami di masa lalu itu akan membuat elo jadi pribadi yang lebih kuat, lebih tegar dan moga2 sih lebih baik.
Gua selalu mikir kita ini sebenernya selalu berjalan satu arah, menuju masa depan, walau dalam langkah kita itu terkadang kita berhenti di tempat, atau mundur selangkah or muter2 ngga jelas, but we never ever step back, we're always moving forward.
Karena waktu yang telah terbuang ngga bisa dibeli kembali, betapapun kayanya dirimu, you can't buy back the time that has been wasted.
Yang bisa dilakukan adalah memanfaatkan waktu yang masih tersisa dengan sebaik2nya. Dan stop pretending that you're gonna live forever, cause believe me.. you're NOT.
Kematian pasti akan datang menjemput.. suatu hari nanti. And itu pasti datang, sama pastinya dengan matahari yang akan selalu bersinar dan tenggelam, sama pastinya hujan yang pasti turun dan angin yang berhembus.
Ada pertemuan, akan ada perpisahan.
We started our life by birth and we're all gonna end it by death.
Claraa.. kok gua jadi suka yaa ama celotehan elo, wakakakakak.. walau tetepp.. kok masih ngga bisa fokus seeh, Claraa.. piyee.. elo khan Clara, and not Indah, ngalor ngidul itu jatahnya Indah, huahahahaha :p
I see you when I see you again, Claraa, and next time, try to be more focused, otree?! ;)
Ciaoo..
Topic ended : 30 Maret 2010 (10:15 am)
-Indah-
the soul traveller