Gambar diambil dari :
http://freshpeople.net/wp-content/uploads/2009/08/onions-red-sliced-big.jpg
http://freshpeople.net/wp-content/uploads/2009/08/onions-red-sliced-big.jpg
Topic starter : Rabu, 10 Maret 2010 (8:43 am)
Hmm hmm..
Mungkin emang benar yaa.
Carilah maka kamu akan menemukan.
Kalo ngga mencari maka ngga akan menemukan namanya.
Kata menemukan itu sendiri digunakan kalo sebelonnya ada pencarian akan hal itu.
Sama seperti jawaban, sesuatu dianggap sebagai 'jawaban', hanya bila ada pertanyaan.
Tanpa pertanyaan, sesuatu itu bukan jawaban, tapi mungkin hanya berupa hal biasa atau pernyataan, dan bukan jawaban.
Ribets, ahahaha.
Cuman lucu aja sih.
Kadang mungkin bukan yang secara sadar kita pikirkan juga, tapi apa yang ada di alam bawah sadar kita yang terus melakukan pencarian sehingga akhirnya kita menemukan juga jawaban atas pertanyaan yang menganggu.
Atau mungkin bukan jawaban juga sih, tapi lebih tepatnya ke konfirmasi atas apa yang masih melayang2 dalam alam pikiran.
Atau, aahh.. jadi bingung sebenernya gua mo ngomong apaan seeh, ahahaha :p
Tapi rupanya ada satu hal yang lumayan mengganjal benak gua ketika gua kemaren ini ngubek2 koleksi postingan lama temen gua di blognya, pssttt.. jangan bilang2 pada dirinya yaa, ahahaha..
Enaknya punya temen yang hobi nulis tuh ya githuu.. kalo lagi suntuk, tinggal ngobrak ngabrik koleksi postingannya yang seabrek2, pick random month, and cari judul postingan yang menarik hati lalu klik, sometimes elo mendapatkan hal2 yang menarik boo yang bisa menstimulasi otak untuk berpikir, hihihi..
Anywayy..
Ada satu postingan temen gua yang membahas soal chatting ataupun postingan blog dan sosok penulis di baliknya.
Pernah ngga sih kalian wondering kira2 orang di balik tulisan yang asyik kalian ikuti ceritanya itu seperti apa sih?
Karena like it or not, setelah beberapa saat mengkonsumsi tulisan seseorang ataupun berinteraksi dengannya via chatting atau balas2an komen di fb or e-mail2an or lewat media apapun, akan ada image yang mulai terbentuk bit by bit in your head about that very person yang pada akhirnya nanti mulai membentuk satu bayangan yang utuh tentang sosok di balik tulisan yang bahkan belon pernah kita temui itu, yang "wujud"-nya hanya kita lihat melalui foto2 yang dengan sukarela dipejengnya di album photo yang ada di facebook atau yang ditampilkan di blognya dan lebih sering kita hanya mengenalnya lewat tulisan.
Tapii.. dari interaksi itu perlahan2 sosoknya mulai "nyata" and kita memberikan 'napas' pada bayangan yang ada dalam benak kita itu, mulai membayangkan nih orang kira2 sifatnya seperti apa ya berdasar apa yang kita tangkap dari tulisannya dan respon2nya terhadap komentar2 yang masuk.
And so on.
Yang menarik juga untuk disimak dari postingan temen gua itu adalah komentar2 temen2 blognya terhadap postingannya itu.
Banyak komentar yang menggelitik gua untuk kemudian gua tuangkan dalam postingan ini, huahahaha..
Lupa tepatnya mereka ngomong apaan tapi intinya banyak dari mereka yang bilang bahwa the way they present themselves via their writings ain't the way they are in real life.
Ada yang bilang bahwa postingannya itu biasanya funny padahal dalam kehidupan nyata dia ngerasa ngga lucu, again.. lupa tepatnya dia ngomong apaan, ahahaha :p
Yang membawa pada kesimpulan : apa itu artinya kita berbohong?
Hmm hmm..
Somehow I don't think so.
Lagian yang namanya "kesan" itu khan bisa ditangkap orang secara berbeda, bukan?
And I always believe, secara sadar maupun ngga, akan selalu ada bagian dari diri kita yang mengalir keluar dan masuk ke dalam tulisan2 kita.
Ngga harus selalu berupa pikiran kita, bisa aja khan berupa angan kita, ketakutan kita, kekuatiran kita, impian kita, dan lain sebagainya.
Pay a little bit more attention then you get to see what really is important to that person you're reading now, huehehehe.
Salah tebak?
Tentu aja kemungkinan itu akan selalu ada, ahahaha :p
Tapi masa sih dari sekian banyak tebakan kita tentang dirinya itu meleset semuaa? Ngga mungkin!
Mengenai kasus yang udah ketemuan langsung lalu dengan serta merta dituduh kaga sama dengan apa yang direpresentasikannya lewat tulisan, well.. akhirnyaa, bisa nyambung juga ke judul postingan kali ini, huahahaha..
Yupp..
It's all about layers, babee!!
I do believe we all have many layers within us.
Mari kita misalkan aja setiap orang itu punya 10 lapisan dalam dirinya yang harus dikupas satu per satu sebelon kita berhasil menemukan "inti" terdalamnya.
Naahh.. bawang bombay mungkin merupakan contoh terbaik untuk menjelaskan soal lapisan demi lapisan ituu :D
Anywayy..
And layers itu menggambarkan tingkat keterbukaan kita terhadap orang yang baru kita temui.
Ada orang yang bisa langsung membuka diri hingga level 5, ada yang mungkin dengan malu2 hanya bisa sampai level 3, ada yang blak2an langsung tancap gas ke level 7, ada juga yang mungkin malah ngga mo membuka diri sama sekali.
Kok ngebahas ini gua jadi kepikiran soal pembukaan pas mo melahirkan yaa, huahahaha :p
Soo.. do we fake it when we represent ourselves differently within our writings from our 'trueselves'?
Hmm..
I don't think so!
Karena I always believe that different people might bring out different side in us.
Kita ini punya banyak sisi dalam diri kita, ada sifat2 kita yang memang lebih menonjol dibanding sifat lainnya sementara beberapa sifat mungkin lagi tertidur lelap dan menunggu orang yang tepat untuk mengusik bagian itu dalam dirinya agar terbangun.
But it's all us.
In time I finally understand.
That we can never be anyone else but us.
No matter how hard we try, we can never be anyone else, yang mungkin itu adalah membangkitkan sisi dalam diri kita yang mirips dengan diri orang yang ingin kita 'tiru' itu, huahahaha..
Kesimpulan yang ngaco?
Ngga apa2, karena sometimes right or wrong itu pretty much depends :p
Topic ended : 10 Maret 2010 (10:03 am)
-Indah-
the soul traveller
Hmm hmm..
Mungkin emang benar yaa.
Carilah maka kamu akan menemukan.
Kalo ngga mencari maka ngga akan menemukan namanya.
Kata menemukan itu sendiri digunakan kalo sebelonnya ada pencarian akan hal itu.
Sama seperti jawaban, sesuatu dianggap sebagai 'jawaban', hanya bila ada pertanyaan.
Tanpa pertanyaan, sesuatu itu bukan jawaban, tapi mungkin hanya berupa hal biasa atau pernyataan, dan bukan jawaban.
Ribets, ahahaha.
Cuman lucu aja sih.
Kadang mungkin bukan yang secara sadar kita pikirkan juga, tapi apa yang ada di alam bawah sadar kita yang terus melakukan pencarian sehingga akhirnya kita menemukan juga jawaban atas pertanyaan yang menganggu.
Atau mungkin bukan jawaban juga sih, tapi lebih tepatnya ke konfirmasi atas apa yang masih melayang2 dalam alam pikiran.
Atau, aahh.. jadi bingung sebenernya gua mo ngomong apaan seeh, ahahaha :p
Tapi rupanya ada satu hal yang lumayan mengganjal benak gua ketika gua kemaren ini ngubek2 koleksi postingan lama temen gua di blognya, pssttt.. jangan bilang2 pada dirinya yaa, ahahaha..
Enaknya punya temen yang hobi nulis tuh ya githuu.. kalo lagi suntuk, tinggal ngobrak ngabrik koleksi postingannya yang seabrek2, pick random month, and cari judul postingan yang menarik hati lalu klik, sometimes elo mendapatkan hal2 yang menarik boo yang bisa menstimulasi otak untuk berpikir, hihihi..
Anywayy..
Ada satu postingan temen gua yang membahas soal chatting ataupun postingan blog dan sosok penulis di baliknya.
Pernah ngga sih kalian wondering kira2 orang di balik tulisan yang asyik kalian ikuti ceritanya itu seperti apa sih?
Karena like it or not, setelah beberapa saat mengkonsumsi tulisan seseorang ataupun berinteraksi dengannya via chatting atau balas2an komen di fb or e-mail2an or lewat media apapun, akan ada image yang mulai terbentuk bit by bit in your head about that very person yang pada akhirnya nanti mulai membentuk satu bayangan yang utuh tentang sosok di balik tulisan yang bahkan belon pernah kita temui itu, yang "wujud"-nya hanya kita lihat melalui foto2 yang dengan sukarela dipejengnya di album photo yang ada di facebook atau yang ditampilkan di blognya dan lebih sering kita hanya mengenalnya lewat tulisan.
Tapii.. dari interaksi itu perlahan2 sosoknya mulai "nyata" and kita memberikan 'napas' pada bayangan yang ada dalam benak kita itu, mulai membayangkan nih orang kira2 sifatnya seperti apa ya berdasar apa yang kita tangkap dari tulisannya dan respon2nya terhadap komentar2 yang masuk.
And so on.
Yang menarik juga untuk disimak dari postingan temen gua itu adalah komentar2 temen2 blognya terhadap postingannya itu.
Banyak komentar yang menggelitik gua untuk kemudian gua tuangkan dalam postingan ini, huahahaha..
Lupa tepatnya mereka ngomong apaan tapi intinya banyak dari mereka yang bilang bahwa the way they present themselves via their writings ain't the way they are in real life.
Ada yang bilang bahwa postingannya itu biasanya funny padahal dalam kehidupan nyata dia ngerasa ngga lucu, again.. lupa tepatnya dia ngomong apaan, ahahaha :p
Yang membawa pada kesimpulan : apa itu artinya kita berbohong?
Hmm hmm..
Somehow I don't think so.
Lagian yang namanya "kesan" itu khan bisa ditangkap orang secara berbeda, bukan?
And I always believe, secara sadar maupun ngga, akan selalu ada bagian dari diri kita yang mengalir keluar dan masuk ke dalam tulisan2 kita.
Ngga harus selalu berupa pikiran kita, bisa aja khan berupa angan kita, ketakutan kita, kekuatiran kita, impian kita, dan lain sebagainya.
Pay a little bit more attention then you get to see what really is important to that person you're reading now, huehehehe.
Salah tebak?
Tentu aja kemungkinan itu akan selalu ada, ahahaha :p
Tapi masa sih dari sekian banyak tebakan kita tentang dirinya itu meleset semuaa? Ngga mungkin!
Mengenai kasus yang udah ketemuan langsung lalu dengan serta merta dituduh kaga sama dengan apa yang direpresentasikannya lewat tulisan, well.. akhirnyaa, bisa nyambung juga ke judul postingan kali ini, huahahaha..
Yupp..
It's all about layers, babee!!
I do believe we all have many layers within us.
Mari kita misalkan aja setiap orang itu punya 10 lapisan dalam dirinya yang harus dikupas satu per satu sebelon kita berhasil menemukan "inti" terdalamnya.
Naahh.. bawang bombay mungkin merupakan contoh terbaik untuk menjelaskan soal lapisan demi lapisan ituu :D
Anywayy..
And layers itu menggambarkan tingkat keterbukaan kita terhadap orang yang baru kita temui.
Ada orang yang bisa langsung membuka diri hingga level 5, ada yang mungkin dengan malu2 hanya bisa sampai level 3, ada yang blak2an langsung tancap gas ke level 7, ada juga yang mungkin malah ngga mo membuka diri sama sekali.
Kok ngebahas ini gua jadi kepikiran soal pembukaan pas mo melahirkan yaa, huahahaha :p
Soo.. do we fake it when we represent ourselves differently within our writings from our 'trueselves'?
Hmm..
I don't think so!
Karena I always believe that different people might bring out different side in us.
Kita ini punya banyak sisi dalam diri kita, ada sifat2 kita yang memang lebih menonjol dibanding sifat lainnya sementara beberapa sifat mungkin lagi tertidur lelap dan menunggu orang yang tepat untuk mengusik bagian itu dalam dirinya agar terbangun.
But it's all us.
In time I finally understand.
That we can never be anyone else but us.
No matter how hard we try, we can never be anyone else, yang mungkin itu adalah membangkitkan sisi dalam diri kita yang mirips dengan diri orang yang ingin kita 'tiru' itu, huahahaha..
Kesimpulan yang ngaco?
Ngga apa2, karena sometimes right or wrong itu pretty much depends :p
Topic ended : 10 Maret 2010 (10:03 am)
-Indah-
the soul traveller
No comments:
Post a Comment