Gambar diambil dari :
http://weblogs.cltv.com/news/local/chicago/2008/04/
Topic starter : Minggu, 17 Oktober 2010 (8:48 pm)
"Orang yang terlahir miskin, itu bukan salahnya dia.. tapi kalo dia meninggal dalam keadaan tetap miskin maka itu adalah salahnya dia." (Bill Gates).
Tadinya gua mo mengkategorikan postingan yang satu ini dalam kategori "Quotes" tapi ngga tau kenapa setelah beberapa kali mendengar dan membaca quotes di atas itu gua malah jadi mempertanyakannya, ahahaha.. jadi setelah ditimang2 sepertinya lebih pas buat masuk dalam kategori "QoD".
Gua pertama kali denger soal quotes di atas itu di KTM hari Rabu minggu lalu and jujur aja ketika pertama mendengarnya gua ketawa, ahahaha.. karena at that time it felt funny githu lhoo, hihihi..
Coba dibaca sekali lagee..
"Orang yang terlahir miskin, itu bukan salahnya dia.."
Nah, kita penggal dulu sampai di situ.. emang bener khan tuh kalimat? Kita ngga bisa milih di mana kita dilahirkan, siapa orang tua kita and dalam kondisi apa kita terlahir karena kalo bisa milih tentunya kita akan milih dilahirkan di keluarga yang menawarkan apa2 yang serba enak dan nyaman and pastinya ngga mau yang jelek2 dhee..
Yukk marii kita baca lanjutan dari quotes di atas ituu..
"Tapi kalo dia meninggal dalam keadaan tetap miskin maka itu adalah salahnya dia."
Dan lagi2 gua juga setuju, ahahaha.. setuju dalam artian kondisi di saat kita dilahirkan itu bukanlah harga mati yang mana kita juga pasti meninggal dalam keadaan seperti saat kita dilahirkan.
Nope, itu bisa berubah, bukan sesuatu yang permanen..
Sampai setelah selesai kebaktian, nih quotes-pun lalu bersama angin sampai kemudian sekitar seminggu lebih sejak gua pertama dengar, tau2 gua menemukan lagi quotes itu di salah satu update-an status temen FB gua and pada saat membaca itupun gua belon kepikiran apa2, ahahaha..
Cuman komen aja, "Wahh.. gua baru aja denger quotes yang sama di kebaktian minggu laluu", terus dijawab ama sang empunya status sambil menyebut nama seorang pendeta yang kebeneran gua tau, ahaha..
Surprise juga ternyata 2 pendeta yang beda bisa membahas quotes yang sama githu lhoo!!
And sebenarnya gua juga ngga terlalu mikirin tuh quotes seeh, ahahaha.. sampaaaii.. ngga tau dhe kaya tiba2 sebuah pikiran nyelonong masuk ke dalam otak tanpa permisi.
Pikiran yang menyuarakan sebuah pertanyaan sepintas lalu untuk kemudian lenyap tanpa jejak tanpa meninggalkan jawaban sehingga gua jadi terusik akan pertanyaan itu, wakakakak..
Pertanyaan itu adalah..
"Emangnya apa yang salah sih dengan miskin?! Emang dosa yaa kalo hidup (ataupun meninggal) itu (dalam keadaan) ngga punya banyak uang?"
Ehemm.. sebenernya pertanyaan yang melintas itu sih cuman yang pertama tapi pas tadi ngetik jadi kesambung dhe ama pertanyaan berikutnya, wakakakak..
Tapi seriuouslyy.. what's wrong in not having much money to spend?
"Orang yang terlahir miskin, itu bukan salahnya dia.. tapi kalo dia meninggal dalam keadaan tetap miskin maka itu adalah salahnya dia." (Bill Gates).
Tadinya gua mo mengkategorikan postingan yang satu ini dalam kategori "Quotes" tapi ngga tau kenapa setelah beberapa kali mendengar dan membaca quotes di atas itu gua malah jadi mempertanyakannya, ahahaha.. jadi setelah ditimang2 sepertinya lebih pas buat masuk dalam kategori "QoD".
Gua pertama kali denger soal quotes di atas itu di KTM hari Rabu minggu lalu and jujur aja ketika pertama mendengarnya gua ketawa, ahahaha.. karena at that time it felt funny githu lhoo, hihihi..
Coba dibaca sekali lagee..
"Orang yang terlahir miskin, itu bukan salahnya dia.."
Nah, kita penggal dulu sampai di situ.. emang bener khan tuh kalimat? Kita ngga bisa milih di mana kita dilahirkan, siapa orang tua kita and dalam kondisi apa kita terlahir karena kalo bisa milih tentunya kita akan milih dilahirkan di keluarga yang menawarkan apa2 yang serba enak dan nyaman and pastinya ngga mau yang jelek2 dhee..
Yukk marii kita baca lanjutan dari quotes di atas ituu..
"Tapi kalo dia meninggal dalam keadaan tetap miskin maka itu adalah salahnya dia."
Dan lagi2 gua juga setuju, ahahaha.. setuju dalam artian kondisi di saat kita dilahirkan itu bukanlah harga mati yang mana kita juga pasti meninggal dalam keadaan seperti saat kita dilahirkan.
Nope, itu bisa berubah, bukan sesuatu yang permanen..
Sampai setelah selesai kebaktian, nih quotes-pun lalu bersama angin sampai kemudian sekitar seminggu lebih sejak gua pertama dengar, tau2 gua menemukan lagi quotes itu di salah satu update-an status temen FB gua and pada saat membaca itupun gua belon kepikiran apa2, ahahaha..
Cuman komen aja, "Wahh.. gua baru aja denger quotes yang sama di kebaktian minggu laluu", terus dijawab ama sang empunya status sambil menyebut nama seorang pendeta yang kebeneran gua tau, ahaha..
Surprise juga ternyata 2 pendeta yang beda bisa membahas quotes yang sama githu lhoo!!
And sebenarnya gua juga ngga terlalu mikirin tuh quotes seeh, ahahaha.. sampaaaii.. ngga tau dhe kaya tiba2 sebuah pikiran nyelonong masuk ke dalam otak tanpa permisi.
Pikiran yang menyuarakan sebuah pertanyaan sepintas lalu untuk kemudian lenyap tanpa jejak tanpa meninggalkan jawaban sehingga gua jadi terusik akan pertanyaan itu, wakakakak..
Pertanyaan itu adalah..
"Emangnya apa yang salah sih dengan miskin?! Emang dosa yaa kalo hidup (ataupun meninggal) itu (dalam keadaan) ngga punya banyak uang?"
Ehemm.. sebenernya pertanyaan yang melintas itu sih cuman yang pertama tapi pas tadi ngetik jadi kesambung dhe ama pertanyaan berikutnya, wakakakak..
Tapi seriuouslyy.. what's wrong in not having much money to spend?
Ohohoho.. gua bisa dengar para motivator itu akan dengan berapi2 bilang, "No wonder elo stay penniless karena dengan pemikiran seperti ituu, gimana bisa kaya coba?!", wakakakak..
And gua jadi teringat akan postingan temen gua beberapa waktu lalu yang mempertanyakan kurang lebih gini, "Sejak kecil itu kita udah sering bangets dengar kalo orang kaya itu susah masuk Surga, apa karena itu ya makanya udah tertanam pikiran dalam alam bawah sadar kita untuk tetap miskin biar lebih gampang masuk Surga?"
Nahh.. itu pertanyaan yang juga menarik, ahahaha..
Karena menurut agama yang gua anut emang jelas2 dibilang bahwa "Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Surga." (Matius 19:24).
Ngga ada yang salah dengan punya banyak uang, sama sekali ngga.. cuman bagi yang punya banyak uang harus hati2 agar ngga jatuh dalam perangkap "cinta uang" karena bukan uang itu sendiri hanyalah sebuah benda yang ngga bisa bergerak sendirii.. tapi kalo udah cinta ama uang, naahh.. itu yang bisa menggerakkan kita untuk melakukan perbuatan jahat.
"Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka." (1 Timotius 6:10).
Kalo melihat 'kenyataan' yang ada sekarang ini, berasa ironis ngga sih betapa walau saldo tabungan makin membesar, tapi kehangatan itu makin terasa pudar?
Berapa banyak anak2 sekarang yang practically dibesarkan oleh baby sitter, dan bukan oleh ayah ataupun ibunya?
Gua ngga bilang itu salah karena biar gimana ngga bisa dipungkiri bahwa kebutuhan hidup itu makin lama makin membutuhkan banyak biaya, untuk biaya sekolah aja dhee.. gua kadang suka ngeri membayangkan ntar jaman anak gua (yang sampai saat ini belon ada tanda2 bakal lahir ke dunia :p) sekolah, huaa.. biayanya udah membengkak sampai berapaan yaa?
And wajar kalo sebagai orangtua ingin memberikan yang terbaik untuk anak merekaa.. cuman ngga tau dhe, gua kadang berasa ironis aja seeh betapa kadang di tengah gelimangan harta itu justru 'kasih' menjadi semakin mendingin antara orangtua dan anak yang mana masing2 sibuk ama gadgetnya sendiri2 untuk bercengkrama dengan temen2 mereka tanpa saling berkomunikasi seperti dulu lagii..
Kadang gua ngerasa tuh yaa.. kita tuh seperti lalat yang dipikat oleh sang laba2 untuk masuk ke dalam jaringnya dan tanpa sepenuhnya sadar kita nurut aja berjalan mendekat ke arah sang laba2 dan tau2 kita tersentak dan hanya bisa bergumam, "Oo.. I'm in trouble!", huahahaha..
Ntahlahh.. gua kadang ngerasa ada kekuatan yang ngga terlihat oleh mata yang sedang berusaha menarik kita menjauh dari apa yang sebenarnya penting dalam hidup kita!
Sinarnya yang penuh kemilau itu membutakan mata kita sehingga kita ngga bisa lagi melihat dengan jelas mana yang sebenarnya emas murni, mana yang cuman sekedar sepuhan ajaa.. and karena selama kita menggenggam emas itu kita ngga pernah menelitinya dengan sungguh2, maka kita gampang tergoda ketika disodorkan emas sepuhan yang jumlahnya jauuhh lebih banyak walau kalo dari segi nilai sebenernya lebih ngga berharga, huahahaha..
*tawa ironis mode is on*
(and gua yakin bangets gua pernah denger soal perumpamaan ini tapi pake contoh batu giok tapii kok gua lupa yaa gua denger dari mana, huhuhu..)
Kembali ke soal quotes di atas..
Rasanya yang membuat gua terusik itu adalah karena gua jadi terus menerus mempertanyakan ke diri gua, "Jika Tuhan terasa terus menerus menjawab 'tidak' untuk doa2 yang elo panjatkan kepadaNya, jika apa yang elo minta itu masih belon juga dikabulkan olehNya, jika apa yang elo inginkan masih belon ada tanda2 bakal terwujud, jika berkat2 yang selalu ditekankan di tiap kebaktian tidak juga turun atas eloo.. masihkah elo akan tetap setia kepadaNya, Indah?"
Karena gua tau adalah amat sangat mudah untuk tetap setia kepada Tuhan di kala matahari selalu bersinar terang dan burung2 berkicau senang..
*lhoo, kok jadi nyambung ke teks lagu? ahahaha :p*
Maksudnyaa.. kalo elo selalu mendapatkan jawaban doa elo sesuai dengan yang elo inginkan, ketika kehidupan elo berjalan mulus2 aja tanpa hambatan ataupun jalan berlubang..
And bisakah gua tetap setia kepadaNya sampai kematian datang menjemput?
*hmm*
Gua akan tutup postingan kali ini dengan sebuah lagu dhe, ahahaha..
And gua jadi teringat akan postingan temen gua beberapa waktu lalu yang mempertanyakan kurang lebih gini, "Sejak kecil itu kita udah sering bangets dengar kalo orang kaya itu susah masuk Surga, apa karena itu ya makanya udah tertanam pikiran dalam alam bawah sadar kita untuk tetap miskin biar lebih gampang masuk Surga?"
Nahh.. itu pertanyaan yang juga menarik, ahahaha..
Karena menurut agama yang gua anut emang jelas2 dibilang bahwa "Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Surga." (Matius 19:24).
Ngga ada yang salah dengan punya banyak uang, sama sekali ngga.. cuman bagi yang punya banyak uang harus hati2 agar ngga jatuh dalam perangkap "cinta uang" karena bukan uang itu sendiri hanyalah sebuah benda yang ngga bisa bergerak sendirii.. tapi kalo udah cinta ama uang, naahh.. itu yang bisa menggerakkan kita untuk melakukan perbuatan jahat.
"Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka." (1 Timotius 6:10).
Kalo melihat 'kenyataan' yang ada sekarang ini, berasa ironis ngga sih betapa walau saldo tabungan makin membesar, tapi kehangatan itu makin terasa pudar?
Berapa banyak anak2 sekarang yang practically dibesarkan oleh baby sitter, dan bukan oleh ayah ataupun ibunya?
Gua ngga bilang itu salah karena biar gimana ngga bisa dipungkiri bahwa kebutuhan hidup itu makin lama makin membutuhkan banyak biaya, untuk biaya sekolah aja dhee.. gua kadang suka ngeri membayangkan ntar jaman anak gua (yang sampai saat ini belon ada tanda2 bakal lahir ke dunia :p) sekolah, huaa.. biayanya udah membengkak sampai berapaan yaa?
And wajar kalo sebagai orangtua ingin memberikan yang terbaik untuk anak merekaa.. cuman ngga tau dhe, gua kadang berasa ironis aja seeh betapa kadang di tengah gelimangan harta itu justru 'kasih' menjadi semakin mendingin antara orangtua dan anak yang mana masing2 sibuk ama gadgetnya sendiri2 untuk bercengkrama dengan temen2 mereka tanpa saling berkomunikasi seperti dulu lagii..
Kadang gua ngerasa tuh yaa.. kita tuh seperti lalat yang dipikat oleh sang laba2 untuk masuk ke dalam jaringnya dan tanpa sepenuhnya sadar kita nurut aja berjalan mendekat ke arah sang laba2 dan tau2 kita tersentak dan hanya bisa bergumam, "Oo.. I'm in trouble!", huahahaha..
Ntahlahh.. gua kadang ngerasa ada kekuatan yang ngga terlihat oleh mata yang sedang berusaha menarik kita menjauh dari apa yang sebenarnya penting dalam hidup kita!
Sinarnya yang penuh kemilau itu membutakan mata kita sehingga kita ngga bisa lagi melihat dengan jelas mana yang sebenarnya emas murni, mana yang cuman sekedar sepuhan ajaa.. and karena selama kita menggenggam emas itu kita ngga pernah menelitinya dengan sungguh2, maka kita gampang tergoda ketika disodorkan emas sepuhan yang jumlahnya jauuhh lebih banyak walau kalo dari segi nilai sebenernya lebih ngga berharga, huahahaha..
*tawa ironis mode is on*
(and gua yakin bangets gua pernah denger soal perumpamaan ini tapi pake contoh batu giok tapii kok gua lupa yaa gua denger dari mana, huhuhu..)
Kembali ke soal quotes di atas..
Rasanya yang membuat gua terusik itu adalah karena gua jadi terus menerus mempertanyakan ke diri gua, "Jika Tuhan terasa terus menerus menjawab 'tidak' untuk doa2 yang elo panjatkan kepadaNya, jika apa yang elo minta itu masih belon juga dikabulkan olehNya, jika apa yang elo inginkan masih belon ada tanda2 bakal terwujud, jika berkat2 yang selalu ditekankan di tiap kebaktian tidak juga turun atas eloo.. masihkah elo akan tetap setia kepadaNya, Indah?"
Karena gua tau adalah amat sangat mudah untuk tetap setia kepada Tuhan di kala matahari selalu bersinar terang dan burung2 berkicau senang..
*lhoo, kok jadi nyambung ke teks lagu? ahahaha :p*
Maksudnyaa.. kalo elo selalu mendapatkan jawaban doa elo sesuai dengan yang elo inginkan, ketika kehidupan elo berjalan mulus2 aja tanpa hambatan ataupun jalan berlubang..
And bisakah gua tetap setia kepadaNya sampai kematian datang menjemput?
*hmm*
Gua akan tutup postingan kali ini dengan sebuah lagu dhe, ahahaha..
~.*.~
"Setia Setialah"
Setia setialah
Setialah sampai mati
Seperti Tuhan Yesus
Setialah sampai mati
Apakah jawabanmu
Untuk kasih setiaNya?
Setia setialah
Setialah sampai mati
~.*.~
"Setia Setialah"
Setia setialah
Setialah sampai mati
Seperti Tuhan Yesus
Setialah sampai mati
Apakah jawabanmu
Untuk kasih setiaNya?
Setia setialah
Setialah sampai mati
~.*.~
Mo meninggal dalam keadaan miskin ataupun kaya, gua pikir bukan itu hal yang terpenting untuk dipikirkan karena siapa juga sih yang bisa tau pasti kapan maut datang menjemput, iya khan?
Yang lebih perlu untuk dipikirkan itu adalah.. masihkah Dia tetap mengakui kita sebagai anakNya ketika waktu kita di bumi ini berakhir? Naahh.. itu yang lebih penting untuk dijadikan perhatian kita dalam menjalani hidup ini.
Baiklah gua ralat dikits, itu yang seharusnya menjadi perhatian gua, ahahaha.. situ kalo mo beda pendapat yaa monggo2 ajaa.. ngga ada yang ngelarang kok :p
Topic ended : Minggu, 17 Oktober 2010 (10:35 pm)
-Indah-
a wonderer soul
No comments:
Post a Comment