Gambar diambil dari :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBa8Cx_1c8e7hMd76tVCpLlGqIMVYYoD0TmOsEzcbya6ppSAMKpygkazzESLZqVbQtCD8Vt45aWJj7M8pI8hxKgqmiD0MvTVg_Yk7cCLgQO1qIynmNfaoOOqKVwjT8wIW-NNz7lC3HcXRs/s1600-r/i+like+it.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBa8Cx_1c8e7hMd76tVCpLlGqIMVYYoD0TmOsEzcbya6ppSAMKpygkazzESLZqVbQtCD8Vt45aWJj7M8pI8hxKgqmiD0MvTVg_Yk7cCLgQO1qIynmNfaoOOqKVwjT8wIW-NNz7lC3HcXRs/s1600-r/i+like+it.jpg
Topic starter : Kamis, 7 Januari 2010 (10:15 pm)
Akhirnya gua kembali menyadari sesuatu yang udah gua ketahui sejak dulu, baik secara sadar maupun tidak and kesadaran itu selalu timbul tenggelam tapi selalu balik muncul lagi ke permukaan, kadang tanpa diminta :p
I like what I like and that's enough for me.
I don't need to know all the details about what I like, and that's okay for me.
Karena apa yaa?
Sometimes too much info itu can spoil the fun.
Merusak kemampuan untuk sekedar menikmati apa yang tersuguh.
Kadang ketidaktahuan itu merupakan berkat yang seringkali ngga disadari, ahahaha.. kadang lho yaa, yang artinya ngga selaluu :p
Senikmat2nya dalam kebahagiaan semu yaa jelas lebih nikmat dalam kebahagiaan sejatii, wakakakakak..
*nenek gua juga tauu :p*
And dipikir2 gua juga ngga sampe segitu menggalinya informasi tentang idola2 gua.. karena apa yaa?
Hmm.. gua jadi teringat akan kata2nya suaminya si Julie di "Julie/Julia" (atau kebalikannya githu dhe tuh judul film ;p) ketika si Julie nangis2 karena ada orang majalah yang bilang kalo Julia hates apa yang Julie lakukan.
And then sang suami bilang (kurang lebih, you know khan gua mana inget persis kata2nya and I'm wayy too lazy buat muter ulang tuh film or browsing nyari tuh kata2, wakakakakak :p) :
"Elo bisa tetap menyimpan Julia versi elo in your head and ngga ada yang bisa merusaknya."
Haiyaa.. gua yakin bangets si suaminya Julie ngomongnya lebih bagus dari itu, wakakakakak..
Cuman intinya sih kurang lebih gua nangkapnya githu.
Maybe I'm being unrealistic by only keeping the "good" image of someone in my head padahal mungkin in "reality" that person has many flaws.
Well.. gimana cara ngejelasinnya yaa?
Hmm..
In a way I know.. and I'm aware of that.
Tapii gua pikir2 lagee.. flaws-nya mereka itu bukan urusan gua :p
Why can't I just keep the good part of my impression on them?
Toh gua kenal mereka and mereka kenal gua juga nggaa.. lagian no one's hurt juga khan?
Soo.. buat apa gua tau hal2 yang malah bikin gua missed learning something from them?
Karena apaa?
Judgemental boo.. huahahaha..
Kadang masih susaaahh nahan pikiran buat ngga "nyelaa" kalo tau sisi negatif seseorang :p
Tapii tentu aja terkadang serpihan informasi itu bisa membuat kita jadi lebih mengetahui sisi seseorang sih ;)
Misalnyaa..
Sejak kecil gua dimanjakan ama cerita2nya Enid Blyton, somehow the dreamy part in her just match the dreamy side in me, that is why I like her stories so very much!
Kalo ditanya siapa pengarang favorit gua, tanpa ragu2 gua akan bilang : Enid Blyton, karena gua amat sangat cintaa ama karya2nya.
Kisah gadis2 yang mengenyam pendidikan di sekolah berasrama bikin gua kadang bertanya2 kenapaa ortu gua kaga pernah masukin gua ke sekolah asramaa, wakakakakak :p
Dan kisah2nya selalu mengedepankan nilai2 keluarga and somehow somehow.. I just loooooveee it.
Looong looooongg after that barulah gua tau, itu juga bukan karena gua sengaja mencari info tentang si Enid, tapi karena temen gua berkomentar di postingan gua sambil membawa kepingan cerita tentang masa lalunya Enid.
Ternyataa.. Enid itu ortunya bercerai.
Ternyataa.. menurut dokter, secara psikologis itu Enid berhenti "bertumbuh" di usia belasan tahun karena dia ngga bisa menerima perceraian orangtuanya, makanya tokoh2 Enid itu paling mentok di usia remaja, ngga ada yang dewasa.
Kepingan2 informasi itu setidaknya makin membuat gua menyadari bahwa we do put a little "soul" of ourselves in our writings, ntah itu berupa impian kita, ataupun bagian dari diri kita, sometimes hal itu kita lakukan tanpa sadar.
Ternyataa.. info itu ngga terlalu mempengaruhi kecintaan gua ama karya2nya si Enid, ahahaha :p
Cuman gua jadi mau ngga mau merhatiin..
Iya yaa.. di beberapa bukunya itu ada yang sang ayah "menghilang" di tengah cerita (gua rasa secara ngga sadar si Enid menuangkan soal ayahnya yang pergi dari sisinya padahal dia dekat bangets ama bokapnya so perpisahan kedua ortunya itu pasti pukulan berat buatnya) and "magically" kembali lagi ke pelukan keluarganya di akhir cerita (yang mana menurut gua ini salah satu "harapan" Enid supaya bokapnya kembali berkumpul bersama mereka seperti sediakala).
Mungkin mungkin itu salah satu sebab kenapa gua suka ama karya2nya si Enid, karena dia menyertakan bagian dari dirinya dengan sepenuh hati. And part itu "nyampe" di hati pembacanya.
Ohh.. jadi kangeeeenn pengen baca2 cerita2nya Enid lagee, huhuhuu..
And mungkin mungkin karena apa yang dibahas si Enid adalah hal yang emang penting buat gua makanya in a way gua berasa connect ama cerita2nya dia kali yaa?
Hmm.. sepertinya sih begitu.
Ntahlah.
Kali ini.. gua hanya mo menikmati tanpa sibuk mencari2 alasan di baliknya, ahahaha ;)
*capee boo.. mikir2 muluu nyari kaitan benang merah :p*
Topic ended : 7 Januari 2010 (11:28 pm)
-Indah-
the soul traveller
Akhirnya gua kembali menyadari sesuatu yang udah gua ketahui sejak dulu, baik secara sadar maupun tidak and kesadaran itu selalu timbul tenggelam tapi selalu balik muncul lagi ke permukaan, kadang tanpa diminta :p
I like what I like and that's enough for me.
I don't need to know all the details about what I like, and that's okay for me.
Karena apa yaa?
Sometimes too much info itu can spoil the fun.
Merusak kemampuan untuk sekedar menikmati apa yang tersuguh.
Kadang ketidaktahuan itu merupakan berkat yang seringkali ngga disadari, ahahaha.. kadang lho yaa, yang artinya ngga selaluu :p
Senikmat2nya dalam kebahagiaan semu yaa jelas lebih nikmat dalam kebahagiaan sejatii, wakakakakak..
*nenek gua juga tauu :p*
And dipikir2 gua juga ngga sampe segitu menggalinya informasi tentang idola2 gua.. karena apa yaa?
Hmm.. gua jadi teringat akan kata2nya suaminya si Julie di "Julie/Julia" (atau kebalikannya githu dhe tuh judul film ;p) ketika si Julie nangis2 karena ada orang majalah yang bilang kalo Julia hates apa yang Julie lakukan.
And then sang suami bilang (kurang lebih, you know khan gua mana inget persis kata2nya and I'm wayy too lazy buat muter ulang tuh film or browsing nyari tuh kata2, wakakakakak :p) :
"Elo bisa tetap menyimpan Julia versi elo in your head and ngga ada yang bisa merusaknya."
Haiyaa.. gua yakin bangets si suaminya Julie ngomongnya lebih bagus dari itu, wakakakakak..
Cuman intinya sih kurang lebih gua nangkapnya githu.
Maybe I'm being unrealistic by only keeping the "good" image of someone in my head padahal mungkin in "reality" that person has many flaws.
Well.. gimana cara ngejelasinnya yaa?
Hmm..
In a way I know.. and I'm aware of that.
Tapii gua pikir2 lagee.. flaws-nya mereka itu bukan urusan gua :p
Why can't I just keep the good part of my impression on them?
Toh gua kenal mereka and mereka kenal gua juga nggaa.. lagian no one's hurt juga khan?
Soo.. buat apa gua tau hal2 yang malah bikin gua missed learning something from them?
Karena apaa?
Judgemental boo.. huahahaha..
Kadang masih susaaahh nahan pikiran buat ngga "nyelaa" kalo tau sisi negatif seseorang :p
Tapii tentu aja terkadang serpihan informasi itu bisa membuat kita jadi lebih mengetahui sisi seseorang sih ;)
Misalnyaa..
Sejak kecil gua dimanjakan ama cerita2nya Enid Blyton, somehow the dreamy part in her just match the dreamy side in me, that is why I like her stories so very much!
Kalo ditanya siapa pengarang favorit gua, tanpa ragu2 gua akan bilang : Enid Blyton, karena gua amat sangat cintaa ama karya2nya.
Kisah gadis2 yang mengenyam pendidikan di sekolah berasrama bikin gua kadang bertanya2 kenapaa ortu gua kaga pernah masukin gua ke sekolah asramaa, wakakakakak :p
Dan kisah2nya selalu mengedepankan nilai2 keluarga and somehow somehow.. I just loooooveee it.
Looong looooongg after that barulah gua tau, itu juga bukan karena gua sengaja mencari info tentang si Enid, tapi karena temen gua berkomentar di postingan gua sambil membawa kepingan cerita tentang masa lalunya Enid.
Ternyataa.. Enid itu ortunya bercerai.
Ternyataa.. menurut dokter, secara psikologis itu Enid berhenti "bertumbuh" di usia belasan tahun karena dia ngga bisa menerima perceraian orangtuanya, makanya tokoh2 Enid itu paling mentok di usia remaja, ngga ada yang dewasa.
Kepingan2 informasi itu setidaknya makin membuat gua menyadari bahwa we do put a little "soul" of ourselves in our writings, ntah itu berupa impian kita, ataupun bagian dari diri kita, sometimes hal itu kita lakukan tanpa sadar.
Ternyataa.. info itu ngga terlalu mempengaruhi kecintaan gua ama karya2nya si Enid, ahahaha :p
Cuman gua jadi mau ngga mau merhatiin..
Iya yaa.. di beberapa bukunya itu ada yang sang ayah "menghilang" di tengah cerita (gua rasa secara ngga sadar si Enid menuangkan soal ayahnya yang pergi dari sisinya padahal dia dekat bangets ama bokapnya so perpisahan kedua ortunya itu pasti pukulan berat buatnya) and "magically" kembali lagi ke pelukan keluarganya di akhir cerita (yang mana menurut gua ini salah satu "harapan" Enid supaya bokapnya kembali berkumpul bersama mereka seperti sediakala).
Mungkin mungkin itu salah satu sebab kenapa gua suka ama karya2nya si Enid, karena dia menyertakan bagian dari dirinya dengan sepenuh hati. And part itu "nyampe" di hati pembacanya.
Ohh.. jadi kangeeeenn pengen baca2 cerita2nya Enid lagee, huhuhuu..
And mungkin mungkin karena apa yang dibahas si Enid adalah hal yang emang penting buat gua makanya in a way gua berasa connect ama cerita2nya dia kali yaa?
Hmm.. sepertinya sih begitu.
Ntahlah.
Kali ini.. gua hanya mo menikmati tanpa sibuk mencari2 alasan di baliknya, ahahaha ;)
*capee boo.. mikir2 muluu nyari kaitan benang merah :p*
Topic ended : 7 Januari 2010 (11:28 pm)
-Indah-
the soul traveller
No comments:
Post a Comment